Lion Air mengincar pengusaha tambang - JAKARTA. Tak hanya fokus di penerbangan murah, PT Lion Mentari Airlines (Lion Air) kini akan merambah di bisnis sewa pesawat mewah. Selasa, minggu lalu, Lion Air menuntaskan pembelian empat unit pesawat jet pribadi berjenis Hawker 900 XP senilai US$ 64 juta atau setara dengan Rp 576 miliar dengan kurs Rp 9.000 per dolar AS.
Presiden Direktur Lion Air Rusdi Kirana mengatakan, pesawat jet ini akan dipakai untuk mendukung bisnis sewa pesawat yang kemungkinan mulai berjalan bulan Juni nanti. "Kami akan melayani bisnis penyewaan jet pribadi untuk VIP (very important person). Dan kami buka call center 24 jam, bisa pesan 3 jam sebelum terbang," tutur Rusdi.
Direktur Umum Lion Air Edward Sirait menambahkan, empat pesawat itu digunakan untuk diversifikasi bisnis yang menyasar para eksekutif, terutama perusahaan-perusahaan tambang. Menurut hitungan bisnis Edward, potensi sewa pesawat mewah sangat besar di Indonesia.
Untuk mempersiapkan masuk ke bisnis ini, Lion Air sudah mengadakan riset selama beberapa tahun terakhir. Hasilnya, permintaan penumpang di segmen premium pesawat jet pribadi terdapat peningkatan yang signifikan. "Berdasarkan data kami, trennya naik. Memang, angka dari kami lebih rendah dari angka Menteri Perhubungan, tetapi trennya sama, terus naik," ujar Edward kepada KONTAN akhir pekan lalu di kantornya.
Ada dua dasar perhitungan riset Lion Air. Pertama, selama ini pusat pergerakan ekonomi di Indonesia terpusat di Sumatera dan Jawa. Sementara pulau Kalimantan dan Sulawesi merupakan dua pulau yang menjadi pusat pertambangan. Pergerakan ekonomi lambat laun akan meluas dan bergeser dari Sumatera dan Jawa ke Kalimantan dan Sulawesi. Salah satu pendukung utamanya adalah beratus-ratus perusahaan tambang yang kini tumbuh subur di Kalimantan dan Sulawesi.
Kedua, tak hanya Kalimantan dan Sulawesi, kepulauan di wilayah Indonesia Timur seperti Papua juga terdapat perusahaan-perusahaan tambang besar, contohnya PT Freeport Indonesia dan PT Newmont Indonesia di Nusa Tenggara. "Eksekutif yang di perusahaan tambang itu kan kantor pusatnya tidak di tempat penambangan. Untuk urusan bisnis, kami menyediakan pesawat yang bisa sedia setiap saat untuk disewa," tutur Edward.
Sayangnya, sampai kini Edward belum bisa memastikan berapa harga sekali sewa pesawat penerbangan tidak berjadwal ekslusif tersebut. Sebab, Lion Air masih perlu berhitung antara biaya operasional dan profit yang akan dikejar. "Tapi saya yakin, kalau US$ 20.000 bagi para eksekutif itu seperti peanut," cetus Edward.
Selain para eksekutif perusahaan tambang, Lion Air juga mengincar musim-musim liburan para eksekutif pada umumnya. Di wilayah domestik, misalnya wilayah eksotis Rajaampat dan Wakatobi. Di luar negeri, Lion Air memperkirakan, pulau-pulau di sebelah timur Papua New Guinea serta di kepulauan Madagaskar atau tempat wisata di kawasan Thailand.
sumber :
http://industri.kontan.co.id/news/lion-air-mengincar-pengusaha-tambang