Lion Air Ancam Pindahkan Investasi ke Malaysia - Jakarta - PT Lion Mentari Airlines menolak melakukan kerja sama pembangunan hanggar pesawat di Bandar Udara Sam Ratulangi, Manado, dengan PT Angkasa Pura I (Persero). “Karena kami membangun hanggar di Manado untuk kepentingan pesawat sendiri,” kata Direktur Umum Lion Air Edward Sirait kemarin.
Pembangunan hanggar, kata Edward, diperlukan untuk merawat 79 pesawat milik Lion Air. Hingga 2016, rencananya maskapai ini akan mengoperasikan 178 pesawat.
Sebelumnya, Presiden Direktur Lion Air Rusdi Kirana menyatakan akan memindahkan pembangunan hanggar di Manado ke Malaysia. Langkah ini dilakukan karena pihak pengelola bandar udara, Angkasa Pura I, menginginkan kerja sama dengan Lion Air dengan kepemilikan mayoritas. Jika tidak, akses bandar udara menuju hanggar tidak akan diberikan.
Total investasi pembangunan hanggar sebesar US$ 10 juta atau Rp 90 miliar dilakukan di atas lahan 6 hektare. Pembangunan telah diresmikan Menteri Perhubungan Freddy Numberi dua tahun lalu. Namun, karena tidak ada titik temu dengan Angkasa Pura I, pembangunan dihentikan.
Edward menjelaskan, pihaknya keberatan dengan tawaran kerja sama Angkasa Pura I. Sebab, tujuan Lion Air membangun hanggar adalah untuk perbaikan dan perawatan pesawat miliknya. Selain itu, kata dia, Lion Air belum ada rencana mengkomersialkan hanggarnya.
Ihwal pemindahan investasi ke Malaysia, kata Edward, itu dilakukan jika tak ada pilihan tempat di Indonesia. Pihak Malaysia, dia melanjutkan, telah menyiapkan lahan seluas 2,6 hektare di Johor Bahru untuk disewakan ke Lion Air dengan tarif US$ 3.600 per bulan. "Tawaran datang dari Malaysia sendiri," ujarnya.
Manajemen Angkasa Pura I menawari Lion Air membangun hanggar di tempat lain. “Kami dapat menyediakan lahan di Bandar Udara Hasanuddin, Makassar,” ujar Sekretaris Perusahaan AP I, Miduk Situmorang, kemarin.
Tawaran ini diberikan karena di Makassar sudah tersedia fasilitas, seperti apron, taxiway, dan runway. Selain itu, bandar udara ini merupakan bandara transit untuk Indonesia bagian timur.
Dia mengakui pihaknya menginginkan kerja sama dengan Lion Air untuk membangun hanggar di Manado. “Ini bisa dikembangkan bersama agar bandara memiliki level of service lebih baik.” Soal kepemilikan mayoritas dalam kerja sama patungan ini, menurut Miduk, belum dibicarakan.
Mengenai keinginan Lion Air memindahkan investasinya ke Malaysia, Miduk mengatakan, “Silakan saja ke Malaysia. Di sana penyewaan hanggar mahal.”
Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono menginginkan Lion Air tetap berinvestasi di dalam negeri. Sebab, bisnis perawatan pesawat (maintenance, repair, overhaul/MRO) berkorelasi dengan pertumbuhan jumlah pesawat dan penumpang. “Kami menginginkan adanya multiplier effect saat pasar MRO terbuka di Indonesia,” ujarnya kemarin.
Pemerintah, kata Bambang, akan memfasilitasi pembangunan hanggar Lion Air. “Mungkin akan dicari tempat lain.” Soal permintaan kerja sama dengan Angkasa Pura I, dia menyatakan tak bisa ikut campur. “Ini permasalahan bisnis antarperusahaan.”
Sumber :
http://www.tempointeraktif.com/hg/bisnis/2011/02/16/brk,20110216-313671,id.html