KNKT Rekomendasikan Lion Tingkatkan Pelatihan Pilot - Jakarta - Dua insiden berturut-turut yang menimpa pesawat Lion Air di Pekanbaru, Riau, terus didalami Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Salah satu rekomendasi sementara KNKT menyebut, Lion Air perlu menekankan training kualifikasi pilot.
Rekomendasi sementara KNKT dikeluarkan pada 17 Februari 2011 dan ditandatangani oleh Ketua KNKT Tatang Kurniadi. Rekomendasi tersebut dipublikasikan di situs www.dephub.go.id/knkt pada 22 Februari 2011.
Berikut ini isi rekomendasi segera KNKT yang ditujukan kepada 3 pihak yakni Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru sebagai tempat di mana insiden terjadi, Lion Air dan Ditjen Perhubungan Udara:
A. Bandara SSK II
1. Agar meninjau kembali interval pembersihan penumpukan karet (rubber deposit) di permukaan runway sesuai dengan hasil pemeriksaan kekesatan (friction) runway.
2. Agar memperbaiki permukaan runway yang bergelombang baik ke arah panjang maupun lebar yang dapat mengakibatkan genangan air (standing water) saat turun hujan.
1. Agar menekankan program training kualifikasi pilot, termasuk pelatihan simulator
terkait dengan pemahaman dan pengetahuan Approach and Landing Accident Reduction (ALAR).
2. Agar meningkatkan frekuensi approach briefing terhadap penerbang terkait 'technical landing' pesawat, apabila akan mendarat dalam kondisi runway basah/ tergenang air.
C. Ditjen Perhubungan Udara
1. Agar meninjau kembali program training kualifikasi pilot yang terdaftar di seluruh operator Indonesia, termasuk pelatihan simulator dengan pemahaman dan pengetahuan ALAR.
2. Agar menerbitkan peraturan atau ketentuan perawatan terkait dengan pemeriksaan dan pembersihan penumpukan karet di runway.
Kondisi Pesawat
Dalam rekomendasi tersebut, KNKT juga menyampaikan saat insiden pertama terjadi pada 14 Februari 2011 pada pesawat Lion berjenis Boeing 737-900 ER dengan nomor registrasi PK-LFI, sebelum pesawat mendarat terjadi hujan. Sebelum mendarat, pesawat sempat holding atau gerakan memutar di udara untuk menunggu cuaca baik kembali. Setelah holding kedua dan hujan berhenti, petugas Air Traffic Controller (ATC) menginfokan kondisi runway yang basah.
Saat mendarat itulah, pesawat rute Jakarta-Pekanbaru itu terpeleset. Untunglah 219 orang yang ada di pesawat itu semua selamat. Akibat insiden, ban depan kanan sobek/ terkelupas dan ban nomor satu dan dua terdapat tanda permukaan ban berbintik.
Sedangkan dalam insiden kedua yang dialami pesawat Lion berjenis sama dengan nomor registrasi PK-LHH pada 15 Februari 2011, saat pesawat mendarat, kondisi cuaca gerimis. Pesawat tergelincir ke kanan namun 226 orang di dalam pesawat selamat dan tidak ada kerusakan pada pesawat.
Sumber :
http://www.detiknews.com/read/2011/02/24/161037/1578585/10/knkt-rekomendasikan-lion-tingkatkan-pelatihan-pilot?n991101605